Sunday, July 13, 2014

Pilihanku, Pilihanmu, Negara Kita

Banyak yang mengira, 9 Juli berakhir, berarti selesai pula kisruh-kisruh dua pendukung kubu capres A dan B. Tapi.... kenyataannya, belum selesai sampai di situ. Hasil quick count saja sudah bertentangan antar kubu, yang menimbulkan ekspektasi di masing-masing pendukung capres. Jujur, tentu saya berada di salah 1 kubu, yang kayaknya nggak usah disebutkan di sini. Hasil quick count yang berseberangan ini jelas menimbulkan PHP sekaligus galau. Wajar banget, merasa galau, karena ada alasan pasti mengapa seseorang yakin untuk memilih capres pilihannya, meskipun dari kedua capres tersebut tentu punya niat baik untuk Indonesia.

Sayangnya, kata damai memang nggak semudah menuliskannya di kertas, atau mengetiknya di komputer. Siapa yang mulai perang, menyulut api, entah siapa juga yang jadi kelabakan sendiri. Kubu A akan curiga, kalau kubu B yang membuat fitnah untuk menjelekkan nama capres dan cawapres A. Sebaliknya juga dengan kubu B, pasti nggak akan tinggal diam, malah membalas kelakuan A sebisa mungkin. Padahal, belum tentu kubu B sepicik itu, dan belum tentu kubu A sejahat itu. Banyak oknum-oknum jahat 'berkepentingan' di balik semua berita buruk.

Nggak perlu lah, saling beradu argumen langsung dengan kubu capres lawan, buka sosmed selama beberapa menit, langsung menguar komentar2 yang bikin gerah. Meskipun memang, dunia maya terkadang lebih kejam dari dunia nyata. Sosmed rasanya panas, buka media dari TV sampai portal berita malah tambah dibakar, lantas gimana rasanya kalau ketemu teman yang berada dari kubu berlawanan? Syukur-syukur nggak debat kusir, paling parah ya menahan dongkol kalau malah 'ribut'.

Jujur, ini pilpres paling hebat yang bikin saya mau melek politik. Mulai dari hanya dua capres yang punya fenomena masing-masing. Entah itu die-hard-fans-nya, backgroundnya, dan masing-masing efek pemerintahannya nanti. Pilpres paling krusial, dengan segala rumor dan fakta yang tumpang tindih. Pilpres mengajarkan kita untuk percaya dan tak lupa menilai dengan objektif. Orang yang menelan mentah semua informasi, mudah diombang-ambing berita. Meskipun, media juga berperan besar memainkan emosi masyarakat terlepas dari perannya sebagai wadah informasi. Pemilu adalah momen di mana Indonesia bisa mencari pemimpin yang lebih baik, yang malah disalah-gunakan banyak oknum  dengan 'kepentingannya' masing-masing. Seperti kata Bang Napi, waspadalah! waspadalah! Tidak semua yang dilihat dan didengar itu benar. Banyak fakta yang sudah diputar balikan, yang berimbas pada perubahan opini masyarakat.

Saya pribadi masih berharap capres pilihan saya bisa maju memimpin Indonesia, masih boleh kok, selagi KPU belum ketuk palu. Mudah-mudahan Allah selalu melindungi Indonesia dan memberi pemimpin yang terbaik untuk saat ini.

NB: Mohon maaf jika tulisan ini ga nyambung, lebay, dll. Saya cuma capek disuguhi kisruh pilpres

Thursday, June 5, 2014

Black Campaign, blah

Saya bukan politikus, bukan anak muda yang ngerti banget banget sejarah Indonesia dari yang hoax sampe nyata, bukan juga tetangga Pak Wowo dan Pak Wiwi yang beberapa minggu ini sudah, masih, dan akan terus menyita perhatian publik Indonesia. Saya cuma... seorang pemilih pemula, yang  Alhamdulillah akhirnya mau juga melek politik setelah bertahun-tahun apatis dan berusaha nggak ambil pusing dengan pemilihan2 di Indonesia. Saya prihatin dengan nasib bangsa, ditambah kayaknya pilpres kali ini suasananya lebih hot dibanding pilpres pilpres sebelumnya. Tokoh-tokoh sentral banyak bermunculan sebelum Pileg, yang saya kira mereka semua bisa meramaikan pilpres, tapi hasil berkata lain. Hanya ada dua jagoan yang kini bisa dilihat, sudah wara wiri dimanapun anda berada.

Ada pemilu, pasti ada kampanye. Kampanye normal aja bikin capek, apalagi kampanye hitam. Bikin resah iya, bikin geram apalagi. Kenapa harus ada black campaign? Ya jawabannya macem-macem, si dalang black campaign bisa dari pihak lawan, bisa juga dari pihak sendiri biar keliatan tokohnya dizalimi dan kemudian bikin pembelaan sendiri padahal emang si tokoh nggak salah, atau... bisa jadi dalang black campaignnya suka adu domba.

Simpelnya sih gini aja. Manusia ada baiknya, ada bobroknya. Manusia ya manusia, mau cari pemimpin flawless, jelas nggak ada. Pilah pilih berita baiknya, saring berita buruknya, ya meskipun kebanyakan baca berita buruk tentang capres sudah pasti jadi muak sendiri. Masih banyak cara untuk mendukung capres, nggak dengan ngejatuhin dan ngejelek-jelekin capres lawan. Pasti lah, sisi cemerlang capres pilihan yang dipilih lebih worthed dibanding menjual sisi buruk capres lawan. Ya meskipun, gajah dipelupuk mata tak tampak, tapi kuman diseberang lautan tampak.

Sunday, April 27, 2014

Setahun bersama oshimen


Postingan apa ini? Ah lagi pengen corat coret di blog aja

Hari ini memang sudah mendekati akhir bulan April dan setelah sekian lama saya keracunan virus dekidol, saya baru ingat kalau sudah setahun lalu virus dekidol itu mulai bercokol mengganggu 'kesehatan' saya. Halaah

Bisa dibilang saya mulai tertarik dengan grupnya dekidol (JKT48) sejak mereka muncul di iklan pocari heavy rotationnya. Semuanya kelihatan lucu, segar, ceria, dan bersemangat. Pertama kali pun nonton performnya di global TV mereka rameee banget! Dua puluhan lebih dan isinya anak2 cimit semua. Member yang paling mencolok tentu Nabilah karena keliatan banget polos dan paling muda di kala itu.

Ngefans dengan JKT48 itu sulit, kenapa? Karena dari saya yang dulunya fangirl SNSD, ada 9 member (yang itu pun sudah kebanyakan orang) hampir semuanya berkesan buat saya. Dulu saya hapal printil2an dari mulai Hyoyeon sampai Yoona. Nah ini apaan? Berpuluh-puluh member muncul di TV, menghafal namanya aja bikin segan. Yang jelas kalau mereka perform rasanya bikin ikut ceria :D Terlepas dari lipsing nya dan perbandingannya sama sister grup yang sudah master di Jepang sana. Tiap JKT perform saya cuma liat iseng, hepi2. Dulu cuma kenal Melody, Nabilah, Shanju, Beby, Cleo, Ochi dan Stella. Sampai akhirnya saya yang memang rentan dengan perform member yang lucu-lucu, ajakan untuk teather mulai berdatangan, saya penasaran kayak apa itu teater? Kayak apa itu hi-touch seusai show? Sebelum sempat kesampean nonton di F4 FX saya malah nemu sebuah video absurd dari bocah2 ebiji tersebut. 




And whaat, nggak Cuma dia yang bikin video iseng nggak jelas, seluruh member juga bikin, sampai dari situ saya malah terhibur, geli, hingga saya sendiri heran kalau saya bisa memaklumi kelakuan ababil-ababil yang  biasanya Cuma bikin pegel #piss.

Ternyata si dalang video aneh itu bernama Kinal. Sama dengan yang pernah dibilang temen saya, Kinal itu orangnya bocor, performnya enerjik, dan karismatik sebagai kapten Team J. Saya kalau udah kepo memang gawat kerjaannya, semua saya telusuri sampai saya tahu unitnya Kinal yang epic yaitu kagami, kebiasaannya yang aneh, juga orangnya memang luar biasa random. 
Yang paling bikin mati adalah ketika nonton 1st River live in Budoukan. Even... grup2 favorit saya mungkin performnya bisa lebih gelo lagi, saya tetep stuck liat JKT yang biasanya unyu2 dengan perform mereka yang kali itu dengan ekspresi sangar dan dance enerjik. Yang namanya biased, Kinal disitu kelihatan paling stunning dan 'membunuh'. 
Anak ini unik dan beda. Tomboy tapi terkadang punya sisi feminim. Saya pernah baca sebuah post, isinya kurang lebih Kinal memang nggak se-shiny Melody, nggak setenar Nabilah, nggak feminim kayak Veranda, dan meskipun sama2 jago dance, ada perform yang berbeda antara Beby dan Kinal. Kinal yang semangat, berisik, ekspresif, dan punya sisi gelap kalau lagi badmood, dan Kinal yang ternyata sama2 SONE seperti saya. Pasti kami adalah keluarga yang terpisah dengan SNSD *diguyur hophop*

Kinal dan segala gimmick2 JKTnya menemani tingkat akhir saya hingga saat ini :) Lagunya yang ceria menemani ngelab (dan saya udah ga peduli nyetel JKT di sudut kampus), efek euforianya yang dulu bikin sering saya labil, cerita2 semangat mereka, juga kesempatan saya nonton teater mereka yang mudah2an bisa saya tonton lagi selesai draf2 ini :")

Terimakasih oshimen untuk semangatnya, kericuhannya, dan ke-ababilannya yang kadang menular pada saya. Sudah setahun, masih nggak ada apa2nya dibanding karirnya di JKT. So Kinal do your best! Congrats for your senbatsu election :)




(PS: InsyaAllah postingan SNSD untuk next episode :P)

Saturday, April 5, 2014

9 April 2014?


Ada yang senang nggak, kalau tanggal 9 April nanti bakal ada libur massal? Yang pasti bukan libur sembarang libur. Semua kegiatan baik institusi negeri atau swasta, akan meliburkan kegiatannya untuk melaksanakan Pemilu Legislatif 2014. Yup, hanya legislatif, yang berarti hanya memilih partai serta para calegnya.

Bingung mau milih siapa? Saya bakal mengangguk keras kalau ditanya soal hal itu. Pemilu tahun ini, pemilu perdana saya meskipun saya sudah berpengalaman ikut pemilihan ketua BEM (seperti yang diperagakan oleh model), PILWALKOT, juga PILGUB. Rasanya gimana? Ya biasa aja sih, saya cuma 'nyontek' pilihan ortu untuk PILWAKOT dan PILGUB :p

Pemilu memang jauh lebih kompleks dari dari pemilihan kepala daerah. Milih caleg dulu, partainya, nah periode selanjutnya baru memilih Capres. Perjalanan yang luar biasa panjangnya. Di pemilu lalu, saya malah bersyukur belum ulang tahun ke tujuh belas, artinya saya nggak harus pusing memilih orang yang dikiranya tepat untuk menduduki kursi pemerintahan dan memimpin bangsa ini. Nah, tahun ini saya dan anak muda lainnya sudah kebagian giliran untuk memilih pemimpin bangsa. 

Banyak simpang siur dimana-mana. Dari mulai Partai Mangga - Pisang - Jambu, sampai Capres A - B - C - D. Banyak pilihan, banyak janji, dan banyak opini.
Nobody's perfect, begitu pula dengan para calon yang nama dan wajahnya selalu memeriahkan jalan raya. Setiap tokoh pasti punya sisi buruk dan sisi baiknya. 

Harapan bangsa ini sungguh banyak, seperti PR yang sudah menanti pemimpin selanjutnya untuk segera dibereskan. Saya cuma berharap pemimpin terbaik yang memimpin Indonesia dan orang-orang baik yang terpilih nanti, supaya Istiqomah dengan tugas dan kewajibannya.

Amiin....

Tuesday, April 1, 2014

[REVIEW] Here, After by Mahir Pradana





Bosan dengan cerita cinta yang selalu happy ending and lived happily ever after? Here, after akan membawa anda ke sepuluh cerita yang masing-masing tokoh utamanya saling berkaitan dengan akhir kisah yang hampir selalu bikin galau dan stress, buat saya.
Di dunia ini, sebuah hubungan tentu nggak cukup hanya dengan yang namanya cinta, meskipun cinta tentu lebih tinggi kastanya dibanding nafsu. Pasti harus ada komitmen dan kepercayaan yang selalu menopang cinta agar tidak pincang. Hampir semua tokoh di sini depresi dengan cinta, hopeless dan insecure. Meskipun kadang ceritanya 'oh so drama banget', tapi percayalah, ga semua endingnya bisa ditebak, atau meskipun kita sudah mempersiapkan diri dengan ending tragis sekalipun, author selalu bisa bikin perasaan ikut terenyuh bahkan rasanya galau sendiri. Seperti ya... ikutan merasakan penderitaan si tokoh meskipun mereka cuma fiktif.

Meskipun ada sepuluh tokoh yang berbeda, cerita demi cerita dijalin dengan sangat baik sehingga pembaca nggak akan bingung dan menikmati cerita dari awal hingga halaman terakhir. Misal, Adi adalah mantannya Nia, cerita pertama tentang Adi, nah di cerita selanjutnya diceritakan tentang Nia. Begitu seterusnya, sambung menyambung.

Selain bermacam kisah tragis yang bikin galau dan stress, novel ini juga dibumbui adegan-adegan yang bikin suhu naik, meskipun penjabarannya nggak secara gamblang. Dibawakan dengan bahasa yang pas, sehingga nggak membuat jengah atau malah nggak nendang sama sekali *eh

Meskipuuun, saya nggak mau baca buku ini lagi dalam waktu dekat (karena efek stress pas bacanya beneran kerasa), buku ini nggak akan menyesal untuk dibeli, dalam rangka menambah koleksi novel-novel ber-ending tragis :) Dan Alhamdulillah, novel ini masih bisa ketemu meskipun terbitan taun 2010, thanks to toko buku online :D

Thursday, March 27, 2014

[REVIEW] Heart Attack by Clara Canceriana




Heartbreakers, Boyband papan atas Indonesia ini harus digemparkan dengan hilangnya leader mereka yaitu Dima. Apakah Dima hilang pulang ke kampung? Atau diculik alien? tidak ada yang tahu nasibnya. Yang jelas, show must go on. Heartbreakers tentu butuh leader baru dan personil baru. Mencari member baru jelas bukan hal yang mudah, hingga akhirnya Axel berhasil mengisi tempat kosong dan harus berjuang untuk adaptasi dengan member lain yaitu Sandro dan Leon.
Jadi member boyband enak? Fifty-fifty. Mudah? Tentu nggak! Axel harus beradaptasi dari lingkungannya yang damai dan tenang, hingga kini masuk ke dunia seleberiti yang penuh intrik.
Dari yang tadinya pemalu, Axel harus pede tampil di depan umum
Dari yang tadinya canggung, Axel harus bisa bersosialisasi dengan Sandro yang keras juga Leon yang ramah tapi cuek
Dari yang tadinya cuma menjadi secret admirer Kirana, kedekatan keduanya mencuat dan menyebar seperti wabah yang bisa menyerang Axel kapan saja.

Bisakah Axel menggantikan posisi Dima? Akankah Heartbreakers kembali bersinar dan dibanggakan seluruh Sweethearts? Don't go anywhere, good people. Just relax and enjoy the story... *senyum ala host E news

Well, sebenernya ya, sebenernya loh, saya kira Heartbreakers ini adalah sebuah Band, bukan Boyband. Ya karena nasi sudah menjadi bubur, saya tetap beroptimis ria membuka halaman pertama novel dengan cover hijau muda ceria ini.

Alur ceritanya relatif seru, nggak bikin bingung dan nggak membosankan, meskipun yaa kehidupan lika-liku boyband-nya korea sekalii. Saya dulunya penggemar kpop, jadi pikiran saya sempat dijejali pusingnya mikirin antifans, skandal, member2 yang kecapekan karena diforsir, para fans-fans fanatik dan lain lain :D. 
Konflik boyband yang unik, saya kira lebih menarik dan fresh dibanding harus menarik-narik konfliknya boyband korea :)

Nggak ada manusia sempurna di dalam novel ini dan memang seharusnya demikian. Sayangnya nggak ada satuuu aja, tokohnya yang nyangkut di hati. Axel  multitalented tapi karismanya harus tertutup dengan sifatnya yang pemalu, grogian, dan menurut saya agak penakut. Sandro, keras, laki banget, tapi biasa aja menurut saya. Leon, cuek, lucu, tapi ya saya juga cuma bisa nyengir bacanya. Oke, saya pasti kebanyakan delusi dan tokoh-tokohnya beda tipe sama selera saya :B

So, novel ini saya rasa cocok untuk remaja dan meskipun saya udah nggak remaja saya tetap senang karena sudah membacanya sampai habis :)

Reborn?

Sebutlah saya nggak bisa konsisten dalam hal menulis blog. Blog yang headernya biru muda ini sempat ditinggal berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Indeed, blog itu bebas, sarana menulis untuk siapa aja. Nggak ada aturan menulis asalkan jangan bawa-bawa SARA.
Here, saya iseng menengok blog kedua saya (karena blog pertama saya dibuat pada zaman Alaylitikum yang sayangnya ga bisa dihapus karena lupa password T.T). Postingan saya nggak pernah se-tema, se-visi, se-misi. Postingan saya random, sama seperti isi kepala dan playlist di hp saya. Saya jadi bingung setelah lamaaa sekali hiatus, mau nulis apa untuk sekedar posting kata-kata yang menurut saya menarik. Usut punya usut, akhirnya saya ingat dengan tumpukan novel yang sudah saya beli. Terus saya mau berbagi cerita dengan siapa tentang novel-novel itu. Ngobrol ke teman, sudah pasti. Komentar di twitter, nggak cukup hanya dengan 140 karakter.
Tulis review lah! Yak, dua kali saya berhasil mengenyahkan malas saya untuk ngeblog gegara review, namun berkali-kali review itu hanya teronggok di draf bahkan baru hanya sempat dirangkai di kepala. Mau jadi enulis macam apa saya ini? Kerja otak memang lebih cepat dibanding kerja tangan saat sedang malas.